Sabtu, 25 Juni 2011

~Unique School~ Chapter: 1

Sebuah sekolah tak bernama baru didirikan di Atlantis dua tahun yang lalu. Sekolah tak bernama itu bercat biru dengan pagar yang besar. Bangunannya kokoh dan terdiri atas dua lantai. Terdapat satu lapangan untuk bermain para murid sekaligus untuk berolahraga. Guru-guru di sekolah itu kebanyakn seorang perempuan muda yang usianya rata-rata dua puluh lima tahun. Mereka guru-guru yang baik.Sebenarnya, di Atlantis terdapat lebih dari lima ribu sekolah, tapi hanya sekolah tak bernama inilah yang paling diminati masyarakat. Oh ya, namaku Rie. Ayah-ibuku menghilang entah mengapa saat umurku tiga tahun. Sekarang aku dirawat oleh kakak perempuanku: Ash. Ash adalah kakak yang baik. Rambutnya panjang bergelombang dan dia selalu menolongku.

Berbeda dengan Ash, aku berambut pendek ikal dan aku terkenal sangat egois. Oh, itu hanya anggapan mereka saja ... Ash tidak menganggapku egois. Ash menganggapku sebagai gadis baik yang cantik dan cerdas. Sahabat terdekatku adalah Chie dan Mei. Chie adalah gadis yang sangat ceria dan dia juga jago nge-dance. Rambutnya pirang sempurna. Sementara Mei adalah gadis keturunan China yang menetap di Atlantis karena kakek-neneknya berada disana. Wajah Mei cantik dengan bulu mata yang lentik. Aku, Chie dan Mei satu sekolah di sekolah tak bernama itu.

"Rie, ya ampun! Cepat habiskan sarapanmu, lima belas menit lagi bel masuk, tahu!" kata Ash sembari mengenakan dasinya. Aku langsung melahap rotiku dengan satu kali gigitan. Dan, sumpah deh, jangan pernah mencoba memakan roti yang berukuran jumbo dengan satu kali gigitan, karena sekarang (masalah baru), roti itu tersangkut di kerongkonganku!! Ash menepuk-nepuk pundakku, sembari melirik-lirik cemas ke arah jam dinding. PAK! Pukul Ash keras. "Uuhuukk!" roti itu langsung berhampuran keluar dari mulutku. "Ieekk ... jorok!" tiba-tiba terdengar suara. Oh, ternyata Chie dan Mei.

"Rie, teman-temanmu sudah datang menjemput tuh. Dadah!" Ash mendorongku keluar rumah dan melambaikan tangan. Kenapa Ash tidak ikut bersamaku ke sekolah? Alasan pertama: Ash menjadi tulang punggung keluarga. Alasan kedua: kami tidak punya cukup uang. Alasan ketiga: Ash benci belajar. Mei menguncir kuda rambutnya. "Bagaimana kalau kita ke sekolah menggunakan sepatu roda saja? Aku bawa tiga, nih" Chie melemparkan sepatu roda-sepatu roda yang dibawanya dan kami memakainya dengan cepat.

Kami pun berlari dengan kecepatan penuh karena sepuluh menit lagi pintu gerbang akan ditutup. Mei bahkan melakukan lompatan salto sebanyak dua kali! Aku memang tidak pandai olahraga seperti Mei dan tidak bisa berlari dengan super kilat seperti Chie, tapi aku memiliki tekad kuat. BRUK! Aku terjatuh. "Akhh ..." ringisku pelan sembari menyentuh lututku yang luka. Bodohnyaa ... sembilan menit lagi pintu gerbang akan ditutup dan aku malah terjatuh?? Mei dan Chie berhenti dan berbalik arah. Mereka membantuku berdiri. "Bagaimana cara kita untuk berlari sembari membawa dia?" tanya Chie pelan. "Eeeh ... aku punya ide!" kata Mei. Aku pun disuruh duduk di atas skateboard  yang sudah dipasangi tali yang kuat, lalu Chie dan Mei berlari sembari menarik skateboard  itu, dengan aku di atasnya. Baik sekali mereka!

Ketika kami sudah memasuki sekolah, Mei membantuku berdiri, sementara Chie mengobati lukaku. "Halo, selamat pagi ... Rie!" sapa seseorang dengan suara yang melengking tajam. Aku menoleh. Clara, Joanne dan Zellia! Mereka adalah musuh bebuyutanku (bersama Chie dan Mei). Clara adalah boss Joanne dan Zellia. Clara rambutnya keriting kecoklatan dan dia cukup cantik. Sayangnya dia bodoh. Joanne adalah tangan kanan setia Clara. Joanne memakai kacamata kotak dan dia sangat pintar, juga lumayan cantik. Jadi, bisa kita ketahui kalau Clara selalu mengandalkan Joanne. Zellia adalah gadis yang baik, cantik, dan kaya-raya. Zellia sangat suka menyentuh rambut Clara yang sangat harum dan lembut. Karena terobsesi oleh Clara, Zellia pun bersedia menjadi tangan kiri setia Clara. Dan, kembali Clara mengandalkan gadis lugu ini. Hampir setiap hari Clara dan Joanne menumpang antar-jemput dengan mobil Zellia, dan Zellia biasa-biasa saja.

"Selamat pagi juga, Clara!" balasku sembari menatap tajam gadis itu. Aku menaruh rasa curiga besar padanya. Kemarin, Clara dan anak buahnya merobek-robek pekerjaan rumahku: kemarinnya lagi mereka menumpahkan jus jeruk ke gambarku: kemarin lusa mereka mempermalukanku lewat mading: minggu yang lalu mereka menginjak-injak bungaku, pokoknya mereka memang pembawa masalah besar!!

"Hehehe ... kita lihat saja, apa Rie akan bertahan dengan masalah yang satu ini?" bisik Clara pelan di telinga Zellia dan Joanne. Joanne menaikkan kacamatanya. "Menurutku, Rie akan depresi berat" katanya.

Wah, wah, masalah apa yang direncanakan Clara-Joanne-Zellia untuk Rie-Chie-Mei? Di chapter berikutnya yaa ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar