---Malam Senin---
"Yusifa, cepet tidur!!" kata ibu Yusifa yang lagi jahitin baju Yusifa. "Yaa ... ma" jawab Yusifa yang gosok giginya cepet-cepet plus buru-buru. "HAAA ... HAAA ... HACC ... gak jadi deng, hehe ..." kata Yusifa iseng. TUK ... KUTUK ... KUTUK ...! Yusifa jalan ke rak bukunya. "Baca Miiko dulu ah, mau liat Tappei" ucap Yusifa yang emang terkenal nggak patuh ma orangtua, pantes ingusnya slalu terbang sana terbang sini ='=
Saat Yusifa baru membuka halaman pertama buku komik Hai Miiko! edisi 19, ibunya Yusifa langsung teriak pake TOA di deket kuping Yusifa, "YUSIFAAA ...! CEPETTT TIDUUURRR!"
"Gyaa ... ada Wewe Kucing!!" Yusifa langsung ngelempar komiknya ke lantai, masuk ke selimut dan dalam hitungan ke lima, dia udah diseret masuk ke alam kuda, eh, alam mimpi deng.
---Di mimpi Yusifa---
"Hei Yusifa! Heei!" ada suara yang memanggil-manggil Yusifa sedari tadi. "Apa? Siapa tuh yang manggil?" tanya Yusifa, sedikit merinding juga. "Liat ke bawah, ooy!" kata suara itu. Yusifa pun merunduk, dan dia melihat seekor kodok hijau yang mukanya melas banget. "Kok muka tu kodok kayak muka si Bagas ya?" tiba-tiba Thara, aku, Rezka dan Medina dateng, entah dari mana. "Iya ya ... kalo diperhatiin mirip juga sama si Bagas" gumamku. "Lha emang aku Bagas kok" kata si kodok, bercanda atau nggak, yang penting buat kita berlima ketawa sampe ingus Yusifa naik turun.
"Ngapain sih ketawa?!" marah kodok hijau itu. "Soalnya lucu. Bagas jadi kodok? Huahahaha ...!" tawa Yusifa kejam, diikuti oleh tawa kejamku, Thara, Medina dan Rezka. "Aku tuh jadi kodok gara-gara disihir penyihir jahat. Kemaren, pas aku lagi buang sampah, ada bapak-bapak yang kumisnya dijidat, ya aku ketawa ngakak-ngikik kayak kuda, terus bapak itu marah, eh dia nyihir aku jadi kodok. Kata bapak itu sih, ada suatu cara supaya aku bisa balik jadi manusia lagi, tapi, bapak itu nggak ngasih tau gimana caranya" cerita Bagas.
"Aku harus ngucurin ingus atau ketawa?" tanya Yusifa. "Hoho~ketawa aja. Ceritanya Bagas lucu kok. Lagian, ngapain pasang kumis di jidat, gyahaha ...!" tawaku dengan keras. "Eh, bantuin aku dong supaya balik jadi manusia lagi!" Bagas memohon-mohon dengan wajah yang sedih, lesu, lemas, melas ... gak gitu deh. "Nih anak udah ngerepotin kita berapa kali sih. Waktu itu dia minta kita balikkin dia ke Tanggerang, terus waktu itu lagi dia pura-pura tenggelem, sekarang dia minta kita bantuin dia biar balik jadi manusia. Aaah ... cicak banget deh!!" kata Medina, mengingat-ingat kejadian antara Bagas dan kami yang menyusahkan banget ='=
"Capek, Med! Bukan cicak," kata Rezka memberitahu. "Iya deh, kata nenekku juga sama aja" gumam Medina yang masih kesal. "Jadi, kita bantu aja deh si Bagas" Thara mengambil keputusan. "Oke-oke, siiippp ..." aku mengacungkan dua jempol. "Tapi, gimana cara balikkinnya ya?" tanyaku. Lima belas jam lamanya kami berfikir dan akhirnya tertidur.
---Esoknya, masih di mimpi Yusifa---
"Hoaaahhmmm ... capekkk!" Yusifa nguap lebar banget. "Kalian tidurnya pada lama amat, yuk dah kita cari cara supaya aku bisa balik jadi manusia" Bagas ngedumel sambil lompat-lompat. Gyahaha ... kodok sombong. Kami berlima pun bangun (sebelumnya makan dulu) dan memulai perjalanan kami untuk mencari cara agar si kodok sombong (Bagas) bisa balik jadi manusia lagi. Perjalanan ini kami namakan Membantu Kodok Ijo. Kami jalan kesana-kemari, nanya orang bule, nanya orang lokal, sampe nanya nenek-nenek budek.
"Nek ... Nenek tau nggak caranya biar kodok hijau sombong ini balik jadi manusia?" tanyaku.
"Apa? Nenek nggak punya suami, Nak" kata si nenek nggak jelas.
"Bukan Nek. Ah, atau Nenek pernah liat penyihir jahat yang kumisnya di jidat?" gantian Thara bertanya.
"Hoho~iya, dulu, pas Nenek masih muda, Nenek suka banget sama Syahrini lho" jawab si nenek.
"Nek, kita nggak ngomongin Syahrini" Bagas jadi agak kesel.
"Lho? Kok ada kecebong bisa ngomong?!" si nenek tampaknya kaget.
"Nek, dia bukan kecebong, tapi manusia yang disihir jadi kodok" terang Rezka.
"Ooh ... bukan kecebong, tapi ulet sawah. Jaman sekarang aneh-aneh ya, Nak?" ucap si Nenek.
"Nek, Nenek budek ya? Dari tadi tuh kita ngomongin penyihir jahat sama cara balikin kodok ini jadi manusia!" kesal Medina.
"Apa? Siapa tadi yang ngatain Nenek budek?!!" si nenek langsung ngejitak pala si Medina. Gyahaha ...!
---Perjalanan panjang sehari kemudian---
PLUNG! Sebuah kertas kecil jatuh tepat di atas kepala Yusifa. "Apaan nih?" Yusifa mengambilnya dan membacanya. "Eh Bagas, katanya, supaya kamu bisa balik jadi manusia, salah satu di antara aku, Bela, Rezka, Thara ma Medina harus ada yang mau sukarela membersihkan WC Umum" terang Yusifa. "Kalo gitu, KITA BERLIMA NGGAK MAUUUU!!" jerit kami berlima secara serentak. Iiiw, jijik banget mesti bersihin WC Umum. "Pleaseee dong, bantuin akuu ...! Masa' kalian tega ngebiarin aku jadi kodok seumur hidupku? Pleasee yaa ..." mohon Bagas sok imut.
Akhirnya, karena si Bagas itu mohon-mohon mulu, kita berlima mengusulkan agar Yusifa yang ngebersihin WC Umum, abis Yusifa kan yang paling cocok sama tugas begituan ='=
"Huwee ... jahat amat kalian! Jangan aku dong, pleasse! Aku jijiikk ..." Yusifa mulai menangis. Tapi, karena tak ada yang peduli, pada akhirnya, Yusifa membersihkan WC Umum dengan tampang cemberut kayak sapi betina lagi bulan madu, ga pantas diliat sama anak dibawah umur! Disensor sama yang nulis ...
Setelah WC Umum selesai dibersihkan, Kodok Bagas berputar-putar dengan sendirinya. Semua berharap-harap cemas ... sampe ingus Yusifa rasanya kayak lagi berdebar-debar gitu. Tapi bunyinya bukan DAG-DIG-DUG, melainkan HAACCUH- DAG-HAACCUH-DUG. Tring! Si Kodok Ijo yang Sombong berubah jadi Bagas. Bagas langsung mengucurkan air mata sambil ngeliat mukanya di cermin. "Ooh, terima kasih Tuhan! Betapa enaknya jadi manusia lagi" katanya.
CRING! Tiba-tiba muncul bapak-bapak dengan topi kerucut. "Bap ... bapak penyihir yang waktu itu, makasih ya Pak udah balikin aku jadi manusia lagi" Bagas sujud-sujud dengan gembira. Bapak penyihir itu tersenyum dengan tulus. "Ya ... sama-sama, tapi, kamu jangan ngetawain orang lagi, ya. Soalnya, hal itu pasti buat orang lain jadi tersinggung!" nasehat bapak penyihir itu. "Ya Pak!" jawab Bagas, lalu dia menatap wajah bapak penyihir. "Buuh ... GYAHAHAHA! KUMISNYA SEKARANG ADA IDUNG! GYAHAHA ...!" Bagas ketawa-ketawa lagi. "Gggrrr ... kusihir kau jadi kambing, Bagas!" si Bapak marah-marah dan akhirnya, Bagas disihir lagi, kali ini jadi kambing jenggotan.
"Lha? Belom satu jam jadi manusia? Huwaa ... balikin aku jadi manusia lagi!" nangis Bagas. Nassiibmu Bagas ='=
---Kembali ke alam nyata---
GABRUK! Yusifa terjatuh dari tempat tidur. "Hoho~aku udah kembali. Mandi ah, abis itu aku ceritain mimpiku sama temen-temen" gumam Yusifa.
~Untung Cuma Mimpi ya, Bagas~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar