Sabtu, 25 Juni 2011

~Lie~

---Ayo kita segera memulai---

"Capek banget nih ..." keluhku. "Capek apaan? Kan baru bimbel Primagama sehari, Bel" gumam Rezka yang memang terkenal mengikuti beragam les. Thara mengangguk. "Kataku sih nggak capek" ucap Thara. Kami berlima memang mengikuti les di Primagama, abis sebentar lagi UN, makanya harus belajar keras. Padahal, di sekolah juga udah belajar keras. "Eh, liat deh, ada orang berenang di kali" kata Medina sembari menunjuk-nunjuk. "Ngapain berenang di kali yang dalemnya hampir dua meter? Nggak pake otak kali tu orang!" dengusku. "Ah, paling nggak berenang, mungkin tenggelem, udah, kita pulang deh, yuk!" ajak Yusifa dengan riang.

"What? Tenggelem?" Yusifa membalikkan lagi badannya. "Hehe ..." dengan wajah super sok imut-nya, Yusifa nyengir lebar. Tau deh ngapain cengar-cengir. "Ok, kita tolongin, tapi sebenernya aku nggak tau aku bisa berenang di kedalaman hampir dua meter apa nggak" kata Thara. "Kita tolong sama-sama aja" usulku, dan kami pun segera mencari-cari barang yang kami butuhkan. Tapi nggak ada ban ataupun tali ='=

"Mungkin emang itu orang udah ditakdirin supaya nggak kita tolong. Pulang yuk!" kata Yusifa pasrah. "Dah. Yuk pulang!" koor kami berempat serempak, lagian kita berlima kan anak jahat, ngapain nolongin orang? "Hoooii! Tunggu! Tolongin dong, Mbak apa Mas?" teriak orang yang tenggelem itu. Dikira kita berlima banci apa? ='=

"Pake ditanya lagi. Kita berlima ni cewek tauu! Udah ah, ngapain kita nolongin orang yang ngira kita banci?!" sungut Medina dongkol. "Aah ... nyebelin!" cowok itu langsung berenang menuju tepi kali. "Lho? Sebenernya bisa berenang ya? Sengaja tenggelem?" selidik Yusifa. "Pinter!" cowok itu langsung memukul kepala Yusifa. Ni cowok sok akrab amat ya? ='=

"Nnngg ... ah, kau Bagas!" kata Rezka, baru sadar. Pantas gayanya sok akrab begitu. "Aku tadi cuma pura-pura tenggelem aja. Nah, aku mau kerja di Toko Hewan Bahagia dulu yaa, ikut yuk. Ah, lupa, kalian kan udah dipecat ya?" sindir Bagas. "Hohoho~iya, kita udah dipecat, soalnya, ada orang yang bilang ke Pak Bahagia kalo kita nggak sengaja mukul orang itu plus nganggep orang itu maling atau penculik" balasku. "Bye!" tapi tampaknya Bagas tidak mendengar perkataanku barusan, jadi dia langsung berlalu. Ah, nyebelin!

---Esoknya---

"Kita pergi ke tokonya Pak Bahagia yuk! Katanya Bu Sengsara (istri Pak Bahagia), ada anak kucing Russian Blue yang baru lahir" gumamku tidak sabar. "Ya udah, ayo!" ajak Thara yang sepertinya tidak sabar ingin melihat anak kucing itu juga, sama sepertiku. Rezka mengenakan topi polkadotnya. Yusifa menyisir rambutnya. Medina membedaki wajahnya, sementara aku dan Thara memakan snack Medina secara diam-diam.

"Eh, Nabil ma Thara, kalian makan apaan?" kata Medina curiga. "Makan ... nngg, makan tikus!" jawabku dan Thara asal. "Ooh ..." angguk Medina. Gampang amat ni anak ditipu, pikirku bingung. Tak lama kemudian kami berlima segera berlari menuju Toko Hewan Bahagia. KLINING! Mereka masuk toko itu sembari berteriak, "HOOOII! SELAMAT PAGIII!"

Pak Bahagia menunjukkan raut wajah marah. "Kalian kupecat, sana keluar!!" jerit beliau. Dengan bingung, kami berlima keluar dari toko hewan itu. Perasaan kami udah nggak kerja di toko itu deh ='=, ah ... Pak Bahagia pikun kali.

TLAK! TLUK! Tiba-tiba datang si Bagas. "Gyahaha ... apaan tuh? Bagas pake sepatu hak tinggi warna merah! Udah pernah pake gaun, pake sepatu hak lagi!!" tawa kami. "Ah, berisik. Sepatuku pada dicuci semua, jadi pake sepatu ibu dah" katanya dengan wajah yang malu. "Hiks ... hiks ..." tiba-tiba si Yusifa mengucurkan air mata. Apaan sih ni anak? "Aku meper ke kamu ya, Thar" Yusifa langsung menyeka hidungnya di baju Thara. "Gyaaa!!!!! OH NOOO!!!" Thara heboh menjerit-jerit. Tak lama kemudian, dia pingsan deh. Sepertinya aku butuh bantuan Haccuh untuk bersin di depan wajah Thara, batinku dan Yusifa bersamaan T_T

Karena Thara nggak bangun-bangun, aku dan Yusifa ngacir pulang ke rumah. Sementara Medina dan Rezka mengantar Thara pulang ke rumahnya. Ngapain sih pake gendong orang kayak Thara? Tinggalin aja kan gampang. Lagian juga tu anak lebay amat pake pingsan, ah ... tapi, kayaknya kalo aku jadi Thara aku juga bakal pingsan deh ='=

---Esok harinya---

"Gyaa! Ingus Yusifa, ingus Yusifa, iddih ... jijik!" Thara melempar-lemparkan bantalnya ke wajahku yang tepat berada di depan wajahnya. Padahal aku udah bela-belain nungguin dia sadar dari pingsan, tapi malah dilempar pake bantal sama dia. Aah ... benar-benar kejaammm!

"Lho? Bela ya? Kukira Yusifa. Hha ... maaf deh" kata Thara sambil ketawa-ketawa. Kurang ajar amat! Dasar muka plastik! "Yusifanya lagi di dapur, buatin bubur buat sarapan kamu" jawabku masih kesal. CKREK! Yusifa masuk ke dalam kamar Thara dengan nampan berisi bubur dan teh manis. "Nih Thar, mangap ya yang kemaren" katanya sok baik lagi. Thara mengangguk, dia tampaknya merasa kalo bubur Yusifa itu enak. Thara langsung mencoba bubur itu, padahal masih panas. "Apaan nih? Kok rasa buburnya aneh banget?" tanya Thara. "Iya, soalnya aku kan nggak bisa masak, mana gak ada buku resep, jadi aku masukkin semua bahan-bahan yang ada di kulkas, kayak sosis, telor, wortel, nugget, semuanya aku masukkin ... sampe karet gelangnya juga!" terang Yusifa jujur.

BLETAK! Thara melempar jam wekernya dan berhasil kena kepala Yusifa. "MAKANYA NGGAK USAH MASAK!!!!!!!!!!" teriak Thara kesel. Udah aku dimeperin ingus dia, terus dia buatin aku bubur yang super nggak enak lagi! Ah, dasar Yusifa, rutuk Thara dalam hati. "Tapi kan, aku udah berusaha masak" tiba-tiba mukanya jadi melas. "Eh ada si Ratu Jahat sama Kakak Tiri lagi berantem" tiba-tiba Bagas nyelonong masuk ke kamar Thara. Ngapain sih masuk-masuk? Nggak ada yang ngundang juga. "Nih, serangan tissue bekas ingus Yusifa!" Thara melempar lima tissue ke arahku, Rezka, Medina dan Bagas.

Sontak kami langsung sibuk menghindar. Iiiiw, jijiknyaa! Medina bersembunyi di balik lemari pakaian Thara. "Gak nyangka, Thara ternyata fans ingusnya Yusifa" gumam Medina serius. ='= Hah? PLUK! Sebuah tissue mendarat di atas kepala Medina. "UGYAAA!! INGUS YUSIFA! OH NOO!" Medina langsung ngebut ke kamar mandi, cepet-cepet keramas pake shampoo Thara, tak peduli bajunya basah. Setengah jam kemudian, Medina keluar dari kamar mandi Thara dengan baju plus rambut yang basah, muka yang basah, juga gigi yang tidak lagi kering.

"Aku pulang deh, mau keramas tujuh hari tujuh malem sambil baca surat Yaasin" gumam Medina lemas. "Aku juga deh ... aku mau ke dukun, mau minta jimat supaya terlindungi dari serangan ingusmu, Yus" kataku, lalu bergegas keluar dari rumah Thara. Ooh Pak Dukun, I'm coming ...!

---Esok, esok dan esoknya lagi---

"Aaah, males banget, hari ini bimbelnya nggak seru!!" kataku kesal. "Biasanya juga nggak seru" gumam Yusifa. "Ah, yaa gitu deh ..." lanjut Thara. "Toloong! Toloong!" terdengar suara jeritan. "Eeh, si Bagas lagi, seperti biasa, pura-pura tenggelem, udah ah, biarkan saja" kataku nyantai. "Heeh! Kali ini serius, Bela!" jerit Bagas lagi. "Apa peduliku? Kamu kan bisa berenang" kataku, tetap santai. "Eh Bagas, ikutan tenggelem deh!" kata Thara.

Otaknya kesumbat ingus Yusifa ya?, batinku. Ada-ada aja ni orang. Kami berlima pun segera berlari ke tepi kali. Tetap aja nggak ada ban atau tali buat nolongin tu anak. Rupanya si Bagas masih pura-pura tenggelem, dia berenang cepettt banget ke tepi, tanpa ada yang liat dia berenang, tau-tau tu anak ngilang aja, kayak tuyul gitu. Tiba-tiba Bagas narik kakinya Yusifa. Tenggelem deh tu anak. Agaknya Yusifa tau kalo si Bagas cuma pura-pura tenggelem, jadi Yusifa nenggelemin si Bagas. "Udah, tenggelem beneran aja skalian!!" kata Yusifa dongkol.

"Karena aku baik hati ..." Thara langsung mengangkat Medina dan melemparkannya ke kali. "Med, selametin Yuciep sama Bagas yaa" kataku sembari melambaikan tangan. "ENAK AJA!!" sungut Medina yang susah mengambil napas. "Rez ... Rezka Bella, tolongin dongg!!" kata Medina dengan terengah-engah. "Aku harus potong kambing bapakku, udah dulu ya, daah ..." Rezka cepet-cepet melarikan diri.

"Tinggal kita berdua, Thar" gumamku pelan. "Bismillah, ya Allah, tolong selamatkanlah aku dari mara bahaya!" do'a Thara dengan khusyuk. "HEH, YANG KENA BENCANA KAN SI BAGAS, YUCIEP SAMA MEDINAAA!!!" jeritku keras di telinga Thara yang sibuk berdo'a tidak jelas. "Ya udah, kita beli es krim yuk, Bel!" ajak Thara. "Ok deh. Dadah Bagas, Medin dan Yuciep ... nanti kalo udah bisa ke tepi kali, kirim sms yaa" kataku. KESIMPULANNYA: untung aja aku ma Thara itu anak yang baik hati yaa?

                                                                                 ~Oke, selesai!~

(Hohoho~gimana ceritanya? Aneh nggak? Super aneh khaaann?)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar